Sayaka

Background Story

Hashizume Sayaka merupakan seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang memiliki "nama" di Jepang. Ayahnya adalah seorang penulis novel detektif terkenal sedangkan ibunya adalah seorang aktris layar kaca papan atas. Sayaka tidak memiliki saudara dan merupakan anak tunggal. Terlahir sebagai anak dari dua orang tua yang memiliki ketenaran, Sayaka sejak kecil sudah menuai perhatian khalayak. Selain itu ia mewarisi wajah dari penampilan sang Ibu dan kecerdasan dari ayahnya. Paparazzi tidak pernah menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi Sayaka , bahkan karena paparazzi lah dirinya mengalami peristiwa traumatik saat dia berumur 8 tahun. Rentetan kejadian yang menimpa dirinya diawali dengan seringnya ia mendapatkan flash kamera di tempat yang seharusnya tidak ada wartawan. Hal itu berulang terjadi bahkan sampai ketika ia pergi bersekolah. Lalu ketika Sayaka tak bereaksi apapun pada flash kamera yang mengarah ke dirinya, ia mendapatkan lemparan batu dari orang tak dikenal. Waktu itu kedua orang tuanya sangat terkejut melihat kening Sayaka berlumur darah. Mereka memutuskan untuk menahan Sayaka agar tidak keluar rumah dahulu, meski itu artinya Sayaka tidak masuk ke sekolah. Hari dimana ia diculik oleh paparazzi hanya untuk mendapatkan berita eksklusif mengenai Sayaka dan kedua orang tuanya, adalah puncak peristiwa mengerikan itu.Selama diculik oleh sang paparazzi, ia disiksa dan kepalanya dibenamkan ke dalam bak mandi ketika ia menangis dan tidak menjawab pertanyaan dari sang paparazzi. Setelah 12 jam diculik, Sayaka akhirnya dapat diselamatkan oleh kedua orang tuanya berkat bantuan fanbase kedua orang tuanya yang terus mencari di area pergudangan yang tak terpakai. Mobilitas yang dikeluarkan oleh kedua fanbase orang tuanya itu bahkan mengalahkan mobilitas yang dikerahkan polisi. Peristiwa itu membuat Sayaka sangat terpukul hingga ia tak dapat merespon apapun dalam beberapa waktu. Ia mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit swasta dalam bangsal VIP. Setelah beberapa bulan perawatan, ia kembali dapat merespon panggilan orang tuanya. Kedua orang tuanya pun tentu sangat bersyukur akan hal itu. Mereka menjatuhkan tuntutan penjara seumur hidup kepada sang paparazzi. Namun pria gila itu dapat lolos dari tuntutan mereka dan hanya mendapatkan 15 tahun kurungan penjara karena mampu menyewa pengacara kondang. Dan meskipun dirinya selamat, namun Sayaka tumbuh dengan memiliki trauma mendalam mengenai tempat yang penuh dengan air seperti kolam renang atau laut.Sayaka yang telah mengalami kejadian mengerikan itu masih tetap hidup bersama dengan orang tuanya di Tokyo karena tuntutan pekerjaan keduanya. Gadis itu pun mendapatkan penjagaan ketat sebagai aksi pencegahan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi. Tumbuh dengan ketakutan akan kilat cahaya dan air membuatnya selalu berhati-hati, anak yang dulunya tergolong ceria itu kini berubah menjadi pendiam dengan selalu memperhatikan keadaan sekitar. Ia akan merasa waspada ketika sesuatu tidak seperti yang ia lihat terakhir kali, contohnya seperti saat salah seorang pembantu di rumahnya salah meletakkan posisi gelasnya.Gelagat itu semakin lama semakin terlihat parah dan membuat orang tuanya khawatir. Namun Sayaka bersikeras bahwa ia tidak apa-apa dan ingin hidup dengan kewaspadaan itu, tentu saja orang tuanya tidak setuju. Mereka akhirnya dapat membujuk Sayaka untuk pergi ke psikolog untuk mendapatkan terapi. Dalam masa-masa Sayaka berada dalam pengawasan psikolog, ia akhirnya menemukan hal yang bisa membuatnya senang di antara banyaknya kegelisahan karena sisi perfeksionisnya, yakni menggambar baju dan mendesain fashion terbaru sesuai dengan ide yang terlintas di benaknya. Penemuan ini membuat kedua orang tuanya bahagia bukan main, setidaknya anak mereka tidak akan merasa tersiksa selamanya. Psikolog yang bertanggungjawab atas Sayaka pun menyarankan kedua orang tuanya untuk mendukung hal yang dilakukan oleh Sayaka .Saat beranjak SMA, Sayaka sudah sangat muak dengan kilatan kamera dan kehidupan pribadinya yang mudah terekspos, Ia tidak sanggup lagi dan memilih pindah ke Yokohama sekalipun itu artinya harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Keio Senior High School adalah alasan terbesar mengapa dirinya meminta pindah ke Yokohama. Sekolah itu memiliki sistem asrama yang ketat dan memiliki rating kualitas pendidikan yang cukup tinggi. Sayangnya, kenyataan tidak semulus yang dibayangkan. Sayaka yang tadinya sudah kembali ceria dan percaya diri itu harus menelan pil pahit yang kedua kalinya dimana Ia harus mendapatkan pembullyan dari kakak senior yang iri dengan kepopulerannya. Sayaka disiksa hingga meninggalkan bekas luka yang luar biasa namun Sayaka tidak mampu melawan. Hingga akhirnya dia bersumpah untuk membalas dendam kepada mereka.